Selasa, 06 Juli 2021

Aku Jatuh Cinta

 "Mengapa Harus Tertunda......!!?"

Kalimat ini yang selalu terdengar dari lubuk hati. Memaksa dan ingin rasa menyegerakan ungkapan cinta. Perasaan cinta ini mulai terjadi beberapa bulan terakhir, sebab dahulu aku bukanlah penikmat cinta. Ada beberapa hal yg membuat aku demikian.

Kisah jatuh cinta ini berawal dari ketidaksengajaan, seorang saudara perempuan mengawali cerita kisah cintanya, dan aku menjadi si pendengar. Tak cukup sehari ia menceritakan perjalanan cintanya, berhari-hari mejadi pendengar. Tentu cerita keluh kesahnya memiliki akhir, hingga saudara perempuan mulai menyelidiki perasaan ku terhadap perempuan yang hidup di lingkaran pergaulanku. Aku bukanlah penikmat cinta kemudian memasa-bodohkan pertanyaan "kau bagaimana? Adakah seorang yang suka?" Ketus jawabku, "nggak ada".

Ternyata sikap dan pola pikir dapat berubah karena lingkungan, tekanan, dan ungkapan-ungkapan dari orang-orang sekitar. "Kapan kaweeen?", "Sudah punya pasangan?", "Segerakanlah menikah, usia sudah semakin bertambah!", dan banyak pertanyaan dan ungkapan yang dilontarkan bak belatiyang menghujam jantungku.

Tak jemu saudara perempuan menanyakan tentang perasaanku, dalihku untuk jawaban atas pertanyaan tentang tidak jatuh cinta semakin goyah. "Ah, sudahlah, mengapa harus mengeraskan hati" dalam hati ku gumamkan. Aku mulai vokal untuk mau jatuh cinta, semenjak pernyataan yang benar-benar membuatku merasa bersalah. Mengapa bersalah?

Sebuah kalimat yang disampaikan kepada ku "hei, perempuan di usia kami sekarang ini, tidak suka dibecandain, sakit tau!" Sahut saudara perempuan. "Nah loh, kok begitu ya?"

Oleh karen itu, kemudian aku mengingat kembali......

Seorang yang selalu aku candain adalah perempuan yang sangat dewasa, secara umur dia lebih senior dari ku, bahkan karakternya pun sangatlah bijak. Berawal dari sebuah pertemuan pelayanan, jelasnya kapan aku lupa, yang benar-benar ku ingat pada saat ikut dalam pelayanan di Gereja untuk melakukan pemilihan Majelis. Awalnya, aku benar-benar menghormati dia sebagai seorang senior, diyakinkan lagi ketika ia pernah mengungkapkan bahwa aku dianggap hanya sebatas adik, ya aku tau sebab tanpa sengaja ku dengar kala seorang menanyakan kesediaannya untuk membuka hati untuk ku. Okeh, fix dong tidak akan membuka hati baginya, apalagi jatuh cinta. Yakaaaaan.

Perjalan pelayanan terus berjalan hingga kini, intensitas bertemu dengannya sering, dalam setiap pertemuan, ada upaya rekan-rekan lain memancing untuk aku menggodanya, pikirku, jika aku tidak merespon, aku takut diasangkakan sombong. Bablas nya aku, setelah ku ingat-ingat, klarifikasi ke beberapa orang tentang reaksi ku ketika bercanda dengannya, ternyata tersirat bahwa aku suka dengannya. Parahnya, orang-orang benar-benar menganggap benar. Kembali ke awal, bahwa pada saat itu aku telah benar-benar menganggap nya sebagai senior. Hanya saja, orang-orang tidak tau anggapan ku ini. "Yaelah, aku tidak salah dong bercandain dia" gumam ku. Egoku luar biasa.

Tapi, aku harus keluar dari ego, banyak orang tidak tahu isi hatiku, semua telah menilai, sehingga dalam renung ku, aku mengaku bahwa aku salah dalam bercanda dan menggoda dia, walau pada saat itu hanya sebuah wujud keakraban saja.

Lalu aku mengaku dosa, jiaaaah, ya aku kemudian ingin mengaku kesalahan padanya, hanya saja waktu tidak berpihak padaku, hanya melalui pesan WhatsApp saja aku minta maaf. Seiring berjalannya waktu, aku mengingat tentang nya, sesering apa aku mengingat dia? Wow sering sekalii. So, membuatku jatuh cinta, namun tidak semudah itu. Aku harus memproses semua hal tentang diriku untuk benar-benar mau Jatuh cinta....

Lama sekali guys, butuh berbulan-bulan untuk membangun pola pikir ini, Yap setelah sekarang ini, atas pertolongan Tuhan, aku siap untuk menyatakannya. Tapi, karena ini pengalaman pertama ku untuk ungkapkan cinta, susah jok.

Selalu tertunda, nah ini lah mengapa ku kisahkan cerita ini, paling tidak aku benar-benar akan semakin siap untuk menyatakannya dalam waktu dekat.