Sebagaimana umumnya
orang-orang mengartikan politik dari awal munculnya istilahnya, maka dengan
etimologis, kita memahami kata dari awal sumber muasal kata, kata politik di kenal
di Yunani Kuno dengan sebutan “polis”. Kemudian
kata polis mengalami perkembangan –tentu bahasa mengalami perkembangan setiap
zamannya- kemudian polis ber-derinvasi,
polities dan politicos
Pengertian polis adalah negara kota; politiea adalah warga kota; politicos adalah kewarganegaraan. Untuk dipahami bahwa, politik menjadi sebuah topik hangat bagi kalangan filsuf Yunani Kuno dalam menciptakan karya-karya mereka. Begitu kompleksnya memaknai politik menurut pengertian mereka masing-masing – barang tentu dipengaruhi oleh kondisi kehidupan politik yang mereka alami-.
Untuk saat ini, mari pahami dahulu pengertian politik dengan sederhana, seperti cukup mengerti dari makna katanya secara etimologis.
Politik ialah sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam sebuah teritorial tertentu kita sebut dengan negara kota, sekumpulan manusia tersebut adalah warga kota-nya dan setiap individu warga kota tersebut, memiki indentitas terikat dengan negara kota, yaitu disebut dengan kewarganegaraan.
Perlu untuk dipahami bahwa, banyak sekali para pemikir dan cendikiawan yang tertarik untuk mengartikan politik, sehingga tidak heran jika kita akan menemukan pengertian politik beragam sekali dengan pola pemikirnya masing-masing – jujur saja ini kerap kali membingungkan orang-orang yang hendak memahami politik, karena tawaran-tawaran makna politik yang begitu beragam-.
Cara mengatasinya adalah, memahami politik itu melalui sudut pandang orang-orang yang memberi pengertian pada politik. Ingat, setiap manusia adalah makhluk politik (persoalannya adalah, apakah anda dan orang-orang menyetujui dan kemudian sadar untuk menjadi manusia yang berpikir). Asumsi ini, berangkat dari karya Aristoteles mengenai manusia sebagai binatang politk (zoon politicon). Setiap manusia tidak bisa dilepaskan dengan manusia yang lainnya. Karena kodratnya hidup bersama dengan manusia yang lain, oleh sebab itu, ia membedakan manusia dengan binatang.
Maka, mulailah kita melihat politik diartikan dari manusia lainnya (ingat kita adalah orang yang juga berkompeten seperti mereka, tinggal bagaimana kita memakai pikiran untuk mengartikan politik itu). Beberapa pengertian politik menurut :
Harold D. Lasswel :
politik adalah masalah siapa mendapat apa,
kapan dan bagaimana.
Karl W. Deutsch :
politik adalah pengambilan keputusan
melalui sarana umum.
Joyce Mitchell :
politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat.
Joyce Mitchell :
politik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat.
Dan lain sebagainya (anda
dapat mencarinya di berbagai sumber bacaan).
Maka, di sini saya tertarik untuk mengutarakan politik sebagai hasil pemikiran (perlu ditegaskan, ini masih akan terus berkembang).
Politik adalah kehidupan manusia yang menolong untuk dapat hidup seperti mana mestinya dengan memanfaatkan dan menikmati segala kondisi situasionalnya. Politik berupa: manusia yang hidup, kekuasaan dan negara.
Manusia hidup mungkin bisa saja menyendiri, karena manusia juga adalah makhluk egosentris, persoalannya sampai kapan manusia dapat bertahan dengan kesendiriannya. Maka, manusia yang hidup akan melakukan hal-hal yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Tentu untuk mendapat keuntungan tersebut, manusia harus berinteraksi dengan yang lainnya. Tidak hanya berinteraksi dengan manusia, juga dengan alam. Untuk menjalin hubungan itu manusia butuh kesepakatan bersama untuk saling hidup bersama.
Kekuasaan merupakan hal paling sering dijadikan sebuah topik yang hangat dalam memahami politik. Tentu saja, dengan kekuasaan maka sebuah sistem pemerintahan suatu negara akan dapat berjalan. Logikanya bahwa, bagaimana mungkin ketika manusia sepakat untuk hidup bersama dan dengan jumlah banyak saling mengatur. Tentu harus disepakati bahwa, seorang haruslah menjadi pemegang peran dalam menciptakan keteraturan dalam kehidupan bersama. Kerajaan, maka raja memiliki hak untuk mengatur, aristokrasi sekelompok orang mengatur, dan bahkan dalam negara demokrasi dimana kekuasaan berada pada masyarakat pun harus diwakilkan oleh satu orang. Maka, kekuasaan adalah alat yang diperlukan dalam menjalankan sebuah pemerintahan. Maka, seiring berjalannya waktu, sejarah mencatat bahwa kehidupan politik sebuah negara senantiasa dihiasi dengan perebutan kekuasaan. Maka, tidak heran politik yang sejatinya baik, kemudian tercemar maknanya menjadi sebuah aktivitas yang penuh dengan kecarutmarutan tindakan manusia. Perlu di garis bawahi bahwa, ide awal politik adalah menciptakan kehidupan manusia bersama yang mencapai kehidupan yang sejahtera.
Negara juga menjadi hal yang sangat sering dimaknai sebagai arti dari
sebuah politik, tentu saja karena dalam sebuah negara lah manusia berkumpul
hidup bersama dalam wilayah tertentu, dan dalam negara pula kekuasaan itu
dikelola sedemikian rupa, tujuannya adalah menciptakan kebijakan-kebijakan untuk
kebaikan bersama. Kembali lagi perlu dipahami bahwa, banyak pemikiran yang
beragam terkait dengan bagaimana dengan negara itu berdiri. Dalam hal ini, kita
akan melihat bagaimana negara muncul sebagai sebuah hasil kesepakatan, kontrak sosial. Istilah ini dikemukakan
oleh beberapa tokoh yang menjelaskan bagaimana negara itu muncul, mereka adalah
Thomas Hobbes, J.J Rousseau dan John Locke. Gagasan yang mereka kemukakan
merupakan hal yang sangat dapat diterima untk dipahami terkait dengan bagaimana
negara itu terbentuk. Bersumber dari pandangan terhadap perilaku manusia, homo homo ni luppus – manusia adalah
serigala bagi manusia lainnya. Perlu dipahami sesungguhnya terdapat
perbedaan antara cara pandang ketiga tokoh ini, namun disini kita cukup
memahami bahwa, untuk sepakat bahwa negara sebagai sebuah produk yang
diciptakan, karena dengan demikian kita akan dapat memahami bahwa negara
menjadi bagian dari diri kita. Karena dengan pemahaman bahwa negara adalah
sebuah hasil dari kesepakatan bersama untuk di bentuk, niscaya sebagai manusia
politik, kita hidup bebas dan kita kita hidup teratur – sekalipun tidak akan
semulus harapan akan tercipta situasi negara yang kondusif, terang saja
sekalipun manusia dengan ide-nya menjunjung kehidupan yang indah acapkali
dibenturkan dengan realitas yang menggoda untuk menciptakan celah konflik.
Diingatkan kembali, bahwasanya dalam memahami pengertian politik, tentu
kita harus mengerti dahulu mengapa politik itu terkonsep, dilihat dari sejarah
bagaimana manusia sebagai makhluk individu yang juga adalah makhluk sosial
dengan beraneka ragam kebutuhan. Maka, politik menjadi bagian yang melekat
dalam mendampingi kehidupan manusia dalam perjalanan waktu. Dinamika kehidupan
yang berdampingan itu melahirkan beragam kisah dan kisah yang menyejarah,
terkemas dalam pelbagai pemikiran-pemikiran, dan pemikiran yang beragam itu
terpengaruh oleh latar belakang dan rasa si pemikirnya.
BY :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar