CERITA HIDUP



Hidup sebagaimana terpampang, menjalani-nya dengan beragam pesona. Didalamnya ada butir-butir kata, yang jika disusun menjadi kumpulan kalimat yang membentang, menggambarkan kehidupan yang hidup apa adanya. Setiap kehidupan memiliki rasanya sendiri-sendiri, kehidupan yang sendiri-sendiri adalah miliknya sendiri. Namun sesungguhnya, tidaklah sendiri, sebab yang sendiri-sendiri itu adalah kumpulan, dan kumpulan jelaslah lebih dari sendiri. Coba lihat, kehidupan memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Maka  sebegitu banyaknya akan terkumpul kumpulan cerita-cerita kehidupan sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, menjadi sekumpulan cerita kehidupan. Ya! Akan begitu beragam cerita yang akan ditemui, namun percayakah, bahwa dari sekian banyak kumpulan cerita kehidupan, akan ditemui kemiripan dari bagian dari cerita kehidupan. Bahkan kemiripan sebagian besar cerita kehidupan tidak jarang akan ditemui serupa. Dengan demikian, itu akan menimbulkan rasa pengertian akan cerita kehidupan. Akibat kemiripan dan keserupaan cerita. Maka, rasa itu hendaknya menggerakkan hati dan jiwa, untuk menjadi pengertian. Rasa pengertian mengisi cerita-cerita kehidupan sendiri-sendiri. Demikianlah cerita kehidupan, maka tujuan akhir dari sebuah cerita akan menarik perhatian. Tentu!


Tujuan akhir dari sebuah kehidupan jarang sekali dikemas menjadi sebuah cerita dalam kehidupan. Setiap kehidupan senantiasa berfokus pada hidup yang hidup. Bagaimana membentuk kehidupan esok, menggapai dan meraih cita-cita kehidupan. Tidak salah kah kita hanya menceritakan kehidupan yang hidup, apakah mengingat tujuan akhir itu menjadi perkara yang membosakan, sebaiknya dikesampingkan begitu saja. Beragam pendapat untuk diperdebatkan. Setiap masing-masing kehidupan memiliki ceritanya sendiri-sendiri, apakah cerita itu hanya menceritakan kehidupan yang berlangsung saja, atau melampirkan sebuah tujuan akhir, menjadi kehendak cerita bagi kehidupan sendiri-sendiri.


Menjalankan hidup tanpa cerita yang menarik dan biasa saja, menjalankannya tanpa harus merepotkan untuk menyusun cerita. Juga merupakan bagian dari cerita kehidupan. Kala merasa begitu mengalirnya hasrat menyusun sebuah cerita kehidupan. Juga merupakan bagian dari cerita kehidupan. Tertarik untuk menyusun cerita kehidupan? Apapun isi ceritanya, biarlah mengalir bagaikan arus air yang mengalir dengan kodrat alam.


Dimulai dari sebuah keinginan, kemudian menghiasinya dengan rasa penasaran untuk dicoba, menggerakkan tubuh untuk melangkah, menggetarkan hati untuk memunculkan semangat. Kemudian berjalan sedemikian rupa. Maka, rupa-rupa sebuah tantangan akan menghadang. Tidak heran ketika tantangan yang menghadang itu lebih besar dari semangat yang ada, rupa-rupa putus asa membayang. Saat harapan yang terpahami adalah sebuah bayang-bayang, dimengertikan kembali sebagai sebuah kekuatan, yang meningkatakan kualitas dan kuantitas semangat, harusnya, maka akan terteroboslah tantangan yang menghadang.


Tahukah! Ketika keinginan itu tergenggam, apakah itu adalah akhir sebuah pencapaian. Tidakkah semangat itu dibutuhkan lagi. Seringkali kehidupan itu terpuaskan pada titik pencapaian sebuah keinginan. Setelahnya akan terasa hambar, biasa saja. Apakah, keinginan baru muncul untuk kemudian diperjuangkan kembali. Ingat! Sebuah pencapaian menghadirkan kepuasan. Hidupi hasil sebuah pencapaian, supaya tidak menjadi kehidupan yang menyia-nyiakan sebuah makna kepuasan. Sebuah kehidupan yang senantiasa melahirkan keinginan dan pencapaian, silih berganti dengan jenis-jenis yang beragam, akan memaknai hidup menjadi sebuah kehidupan yang penuh makna.



Menghadirkan keinginan, memperjuangkannya dan rasakan kenikmatan hasilnya. Dalam pergerakannya, maka akan diselingi keadaan yang hambar, wajar saja, itulah kehidupan. Ketika rasa kelelahan, fisik tidak mendukung hasrat, maka hargailah tubuh, bahkan dalam kesakitanpun hadirkan kenikmatan. Apakah menikmati sakit merupakan hal yang gila, pikiran umum akan sepakat dengan itu. Tapi, disini, geserkan rasa sakit menjadi sebuah kenikmatan, nikmatilah sakit tersebut, maka percayalah sakit akan terasa nikmat. Kadar rendah, sedang maupun tinggi. Cobalah untuk menikmatinya, jangan biarkan sakit itu merdeka atas tubuh. Tubuh memahami benar, bahwasanya dia tidak akan mampu mengatasinya. Namun, hasrat tidak akan dapat diperhamba oleh sakit, bawa tubuh dengan hasrat, sehingga terangkat bersama, menghindari perbudakan dari rasa sakit. Percayalah, mari jangan menyerah, hal tabuh menikmati kesakitan tidak lagi ada. Inilah dia sudut pandang yang lain.


BY : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar