Bagaimana dengan kehidupan hukum
di Indonesia jika kita melihat kasus kasus pada Sonya Depari, Saskia Gotik, dan
guru SD yang dipenjara akibat mencubit siswanya yang nakal.
Kasus Sonya Depari
Bahwa ia saat ini diangkat
menjadi duta narkoba oleh sebuah lembaga keagamaan. Pertanyaannya adalah,
bagaimana proses hukum telah berjalan dan hukuman apa yang telah diperoleh oleh
Sonya Depari?
Ketika sebuah lembaga agama
mengangkat Sonya Depari sebagai duta narkoba, apakah itu melanggar hukum?
Banyak sekali masyarakat menyayangkan pengangkatan Sonya Depari sebagai duta
narkoba, dilihat dari apa yang telah dilakukannya terkait pelanggaran hukum.
Persoalan lain mungkin saja
mencerahkan adalah, bahwasanya pengangkatan Sonya Depari sebagai duta narkoba
dilakukan oleh sebuah lembaga keagamaan. Dampak langsung kepada masyarakat
adalah tidak begitu terasa, karena pengangkatan yang dilakukan adalah untuk
kepentingan di dalam lembaga tersebut. Suka atau tidak suka masyarakat terhadap
tindakan lembaga dalam menunjukkan Sonya
Depari sebagai duta narkoba, itu tidak ada gunanya. Karena tugas nya sebagai
duta narkoba tentu saja hanya berlaku dalam ruang lingkup lembaga tersebut.
Dampak bagi kehidupan dimasyarakat tentu saja tidak ada, akibat dari penolakkan
masyarakat terhadap apa yang telah diperbuat oleh Sonya Depari dalam
pelanggaran hukum yang telah dilakukannya. Kekecewaan masyarakat harusnya
ditujukan kepada sikap lembaga keagamaan yang telah menetapkan Sonya Depari
sebagai duta narkoba. Kriteria dan syarat yang menjadi ketetapan bagi seseorang
untuk diangkat menjadi duta dalam lembaga keagamaan harus dikaji ulang.
Di lain sisi, tentu ada alasan
kuat, mengapa lembaga keagamaan menetapkan Sonya Depari Sebagai duta narkoba,
dan ini tentu perlu wawancara kepada lembaga tersebut terkait kasus ini. Hal
ini menjadi bahan pertimbangan dalam menilai tentunya.
Kasus Saskia Gotik
Ketidaktahuan menjadikan Saskia
Gotik menjalani proses hukum yang panjang, penghinaan terhadap Dasar Negara
adalah kesalahan fatal dan pelanggaran hukum yang berat. Sejauh mana proses
hukum telah diupayakan dalam menjatuhkan hukuman yang bijaksana kepada Saskia
Gotik?
Persoalannya adalah, telah
diangkatnya Saskia Gotik sebagai Duta Pancasila. Apakah, kesadaran dan
permintaan maaf Saskia Gotik kepada Bangsa dan Negara ini cukup untuk
menyelesaikan segala proses hukum yang berlaku di Indonesia. Apakah hukum bisa
toleransi?
Mengapa hukum itu harus
ditegakkan, apakah dengan keberadaan hukum menjamin kehidupan menjadi teratur
dan aman? Sanksi yang merupakan akibat dari pelanggaran hukum cukup menciptakan
efek jera bagi pelanggaran hukum? Apakah manusia individualis dan memiliki
kehendak bebas semenjak dilahirkan terikat dengan hukum? – hal ini tentu saja
masih dapat diperdebatkan apakah hukum itu mengikat manusia, atau hukum itu
berlaku oleh kesepakatan.
Hendaknya hukum itu ditegakkan
se-bijaksana mungkin, karena setiap warga Indonesia telah sepakat untuk hidup untuk dalam undang-undang yang berlaku. Siapapun mereka yang melanggar hukum
hendaknya tidak dilihat status, kekayaan dan jabatan yang dimiliki. Sayangnya
hukum itu tidak dapat menegakkan dirinya sendiri. Ia akan terasa ketika manusia
menegakkan-nya, persoalannya adalah, apakah manusia yang menjadi penegak hukum
adalah mereka yang berkompeten dan bermoral yang pantas dalam menjalankan hukum
yang bijaksana itu.
Sama halnya dengan Sonya Depari
dan Saskia Gotik, orang-orang yang telah melanggar hukum, justru diangkat
menjadi teladan, walaupun itu dilakukan sekelompok orang, tanpa
mempertimbangkan kesepakatan publik atau justru mengingkari kebijaksanaan hukum
yang seharusnya ditegakkan. Apakah ini sebuah awal bahwa hukum kehilangan
kewibawaan-nya sebagai hukum yang punya kekuasaan mengatur, atau ini kah jawaban
bahwa hukum adalah sebuah produk manusia, manusia yang sejatinya punya nilai
dasar baik dan buruk. Sehingga, dualisme itu pastinya berlaku juga bagi
penegak-kan hukum.
Anehnya, hal ini tidak terlalu
meresahkan para pemikir di bidang hukum. Apakah, disebabkan oleh karena lembaga
yang menjadikan mereka sebagai duta tidak begitu populer, sehingga apapun yang
mereka lakukan tidak menarik minat khalayak. Yang jelas, hukum Indonesia memang
benar-benar sekarat.
Kasus Guru yang dihukum akibat
mencubit siswanya yang nakal
Ini juga sangat menggeramkan
sebenarnya, memang revolusi pendidikan di Indonesia telah mengalami
perkembangan yang baik terkait hubungan antara guru dan murid. Dahulu, bukan
hal yang melanggar hukum ketika guru melakukan kekerasan terhadap muridnya ,
jika muridnya melakukan pelanggaran peraturan sekolah. Namun sekarang, itu
telah menjadi sebuah larangan. Apakah pencubitan oleh guru benar-benar masalah
hukum yang serius, tentunya tidak baik cara yang dilakukan oleh guru tersebut,
namun apakah manusia itu semua sama, dapat diberitahukan dengan kata-kata. Tentunya
tidak, ada manusia bebal, kata-kata peringatan tidak cukup untuk membuat ia
mengerti, kekerasan fisik memang tidak dianjurkan, dan sebagai pemberitahu peringatan pun
kadangkala lepas kendali dalam penyampaian pesan. Apakah hukum yang toleransi
berlaku kepada guru yang melakukan kesalahan tersebut. Mari maknai dengan
perenungan.
Jika kita membadingkan penegakkan
hukum antara kasus Sonya Depri dan Saskia Gotik dengan kasus guru tersebut,
tentu mudah sekali untuk mengatakan “aneh”. Sebab, manusia mempunyai kemampuan
untuk menilai baik-buruk, benar-salah.
Tulisan ini adalah ekspresi
ketika saya bertemu dengan seorang yang benar-benar bergumul dengan
ketidakadilan yang terjadi dalam kasus tersebut. Ia melemparkan pertanyaan berkaitan fenomena Sonya Depari dan Saskia Gotik yang diangkat sebagai Duta,
dan seorang guru yang ditahan akibat mencubit seorang muridnya yang ribut, dari
sudut pandang politik. Idealisme-nya sebagai seorang mahasiswa hukum benar-benar
begitu penuh dengan emosi. Mungkin, akan begitu berbeda ketika sebuah kasus
dianalisis berbeda sudut pandangnya. Mungkin jawaban saya terkait pertanyaannya
tidak memuaskan, namun saya berusaha untuk membangkitkan rasa gregetan kita
terhadap fenomena hukum yang terjadi di Indonesia, saya sangat sepakat akan
kemampuan setiap orang untuk menilai
bahkan merenungkan dan mencari tahu kebenaran.
Dan hidup-pun akan bermakna ketika setiap masalah dipecahkan dengan baik, pikirkan dan renungkan, aktual kan hingga
makna itu terangkat dan menciptakan kebahagiaan.
BY :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar